Tips Memproduksi, Mencatat Dan Mengolah Ide Dengan Efektif

Salah satu faktor utama dalam kehidupan seorang blogger adalah tentang ide. Keberadaannya begitu penting sehingga tanpa kehadirannya, tidak akan ada tulisan yang bisa dihasilkan. Untuk itu, seorang blogger haruslah membangun kebiasaan mencatat dan mengolah ide agar ia bisa terus produktif dalam menulis.

Sayangnya, yang satu ini sering luput dan terkadang diremehkan oleh banyak blogger yang kerap lebih suka menanti datangnya ide seperti menanti wangsit dari dewa.

Padahal, jika ketersediaan ide tidak lagi menjadi masalah, dampaknya sangat bagus, seperti

  • Hemat waktu : tidak perlu menunggu dan mencari saat ingin menulis
  • Tidak mudah kehilangan mood : di saat mood menulis sudah datang, tidak perlu mencari ide terlebih dahulu karena sudah tersedia dan bisa langsung dieksekusi
  • Ide yang sudah diolah terlebih dahulu biasanya akan membuat tulisan menjadi lebih terstruktur karena sudah dipikirkan terlebih dahulu sebelum jari mulai menari di atas keyboard

Produktivitas seorang blogger, atau penulis akan membaik.

Tips Memproduksi, Mencatat Dan Mengolah Ide

Pada dasarnya ada tiga tahap terkait dengan mencatat dan mengolah ide. Masing-masing memegang peranan penting dan semuanya harus sinkron agar dalam pelaksanaan bisa berjalan.

Tahap 1 : Memproduksi Ide

Yang pertama adalah mengetahui bagaimana memproduksi ide agar mudah muncul.

Banyak orang berpikiran bahwa ide adalah sejenis wangsit yang akan datang sendiri pada waktu yang tidak tentu.

Padahal, sebenarnya tidak demikian.

Ide itu bisa diproduksi dengan cara mendorong otak agar terbiasa untuk melahirkan sesuatu yang membuat hati tertarik.

Hanya saja, untuk melakukan hal ini, pembiasaan perlu dilakukan agar otak kita terbiasa untuk melakukan tugasnya.

Caranya

  • Banyak membaca baik buku atau secara online
  • Banyak berdiskusi dan bertukar pikiran baik secara online atau tatap muka
  • Banyak menonton, terutama selain sinetron
  • Banyak melihat, seperti para fotografer jalanan atau wartawan yang bisa menemukan obyek menarik di tengah kehidupan yang biasa saja

Untuk itu, seorang blogger ada baiknya menyediakan “waktu khusus” untuk mencoba menelurkan ide untuk dijadikan artikel atau konten.

Tentukan waktunya yang nyaman atau bisa juga memanfaatkan waktu “tidak terpakai”, seperti saat menunggu angkutan umum saat bepergian, saat berada di toilet, atau saat bengong. Bisa juga pergi ke kafe sambil berselancar di internet.

Yang manapun, semua pada akhirnya membuat kita berinteraksi dan otak kita tidak idle, atau berhenti berpikir.

Juga, pembiasaan seperti ini akan membantu dalam menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak kita ketahui. Sesuatu yang baru itu biasanya akan menimbulkan ketertarikan dan ketertarikan biasanya akan menimbulkan ide.

Pada awalnya memang akan terasa berat dan kepala seperti kosong, tetapi seiring berjalannya waktu, setelah otak membiasakan diri, semua akan terasa lebih lancar.

Kepala bisa tidak berhenti mengeluarkan ide-ide, kecuali mungkin saatnya tidur.

Jadi, cobalah untuk beralih dari “menunggu” menjadi “memproduksi ide”.

Paksa diri sendiri untuk menghasilkan bukan menanti diberi.

Tahap 2 : Peralatan untuk mencatat ide

Ide itu gaib. Ada tetapi tiada. Bisa dirasakan tetapi bisa dilihat.

Masalahnya, dia mirip jelangkung. Suka seenaknya sendiri, datang tidak diundang pergi tidak diantar. Bisa datang dan pergi tiba-tiba.

Jadi, kita harus memastikannya dia tidak datang dan pergi mendadak dan tanpa diketahui. Kita harus memberikannya wujud dengan begitu ia lebih mudah “ditangkap”.

Tahap 1 adalah langkah awal untuk memastikan gerakan ide lebih terkontrol alias dihasilkan. Meskipun demikian, efek sampingnya adalah otak akan terus memproduksi ide bahkan di saat kita sedang tidak siap, seperti misalkan sedang sakit perut dan nongkrong di toilet.

Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan peralatan untuk memberi “wadah” bagi si ide.

Tidak susah. Apalagi di zaman sekarang dimana berbagai peralatan elektronik canggih sudah tersedia.

Peralatan yang bisa digunakan itu banyak, seperti

Laptop/Desktop/Komputer : Note, Words, Excel

Semua aplikasi itu berguna untuk membuat teks dan bisa dipergunakan untuk membuat catatan ide yang muncul.

Memang karena ukurannya, alat yang satu ini tidak begitu fleksibel digunakan. Meskipun demikian, akan sangat bermanfaat untuk mencatat ide yang muncul karena sengaja “diproduksi”, seperti saat ber-me-time ria di kafe.

Fungsi lainnya adalah sebagai “gudang” ide dimana semua ide yang tercatat bisa dikumpulkan dan kemudian disusun berdasarkan kategori.

Ponsel/tablet/mobile gadget : aplikasi Note, Evernote

Pembuat perangkat ini menyadari bahwa ide itu adalah sesuatu yang penting. Oleh karena itu, pada perangkat mobile jenis apapun, baik mahal atau murah, akan diperlengkapi dengan aplikasi Note (atau Evernote kalau mau yang lebih bagus).

Dengan begitu, ponsel atau koleganya, bisa dibawa kemanapun (dan memang sekarang selalu dibawa kemanapun) dan artinya, ide bisa ditangkap kapanpun “kita mau”.

Begitu ide muncul di kepala, terutama dalam situasi tidak terduga, langsung keluarkan ponsel dan catat (atau rekam secara visual).

Jangan ditunda, kecuali situasi sedang tidak memungkinkan (seperti saat menyeberang jalan).

Kalau memang malas menekan tuts, ponsel masa kini bisa merekam suara.

Kertas dan ballpoint/pensil :

Bukankah memang itu fungsi kertas dan pulpen atau pensil? Untuk menulis.

Tidak ada ponsel tidak berarti ide tidak bisa dicatat. Kertas apapun, bahkan kertas bekas dan tisu kalau mau bisa dipergunakan untuk mencatat ide.

Hanya, setelah itu, karena sudah zaman digital, ada baiknya dipindahkan ke wujud digital ke komputer ataupun perangkat mobile.

Tahap 3 : Mencatat dan mengolah ide

Pada dasarnya, tahap 2 tadi sudah menjelaskan sebagian proses pembuatan catatan ide.

Tapi belum semua.

Pada tahap 2, ide baru diberikan wujud dan masih rentan terbuang percuma. Masih butuh sedikit tambahan proses agar pada akhirnya semua itu bisa menjadi sebuah tulisan.

Buat File :

Ide-ide yang sudah diberikan wujud tadi, tapi masih berserakan, sebaiknya dikumpulkan dalam satu tempat. Dengan begitu, pada saat kita sedang semangat untuk menulis ataupun punya waktu untuk itu, yang perlu dilakukan hanya membuka ide yang sudah tersimpan.

Sebaiknya di komputer/desktop/notebook karena disanalah biasanya kita membuat artikel. Kecuali, kalau memang tidak tersedia.

Buat file khusus atau bisa juga folder khusus. Beri judul sederhana saja “IDE” atau “KUMPULAN IDE”.

Pindahkan semua catatan di kertas atau ponsel ke dalamnya.

Pilah :

Lakukan peninjauan terhadap semua catatan ide tadi. Kemudian, lakukan sedikit pemilahan.

Caranya terserah Anda, tetapi bisa dilakukan dengan cara memberikan kategori

  • Ide mentah – untuk ide yang masih terlalu luas dan perlu dikembangkan lagi, contohnya, ide seperti “ponsel terbaru 2020” yang tentunya masih terlalu luas untuk langsung dijadikan tulisan
  • Ide 1/2 matang – artinya sudah bisa dijadikan bahan tulisan, tetapi perlu ditentukan arahnya, seperti “ponsel terbaru di bawah 2 jutaan tahun 2020” yang sudah lebih spesifik tetapi harus dipikirkan lebih dalam lagi
  • Ide matang – artinya sudah langsung bisa diolah menjadi tulisan, seperti “ponsel terbaru di bawah 2 jutaan dengan kamera mumpuni tahun 2020”

Proses pemberian kategori ini penting karena dengan begitu nantinya kita akan bisa menemukan ide dengan mudah.

Kategorisasi bisa juga menyesuaikan dengan tema blog, misalkan parenting, traveling, review, atau opini.

Yang manapun memilahnya akan mempermudah kita di kemudian hari.

Mengembangkan Ide :

Ide itu bisa beranak pinak. Satu ide bisa melahirkan ide-ide baru yang tentunya perlu dicatat.

Contohnya saja :

Ide mentah : cara membuat telur dadar yang enak

Pengembangan ide

  • Cara membuat telur dadar dengan daun bawang yang gurih
  • Tips membuat telur dadar agar tidak berminyak dan lengket di wajan
  • Daging giling bisa menghasilkan telur dadar terenak di dunia

Pengembangan ide akan membantu menjamin stok ide tidak akan pernah habis karena terus diproduksi dan dikembangkan.

Yang membatasinya hanyalah pengetahuan dan kemampuan kita sebagai bloggernya.

Mengolah Ide :

Mungkin, sebagian orang menganggap bagian yang ini sudah memasuki kawan penulisan, tetapi kalau saya memandangnya sebagai bagian dari pengolahan ide.

Intinya adalah memberi tambahan pada ide yang sudah ada dengan ide-ide penunjang lain. Tepatnya menjadikannya sebagai sebuah kerangka karangan.

Misalkan :

Ide : Cara membuat telur dadar dengan daun bawang

Ide penunjang :

  • panas penggorengan yang pas supaya tidak gosong
  • ukuran potongan daun bawang
  • cara mengocok telur supaya tidak berbuih
  • cara menuangkan ke wajan agar bentuknya bagus
  • minyak goreng atau margarine atau mentega

Jadi, begitu tiba saatnya menulis, kita tidak lagi pusing menerjemahkan idenya ke dalam tulisan.

Cukup dengan melihat catatan dan kemudian tinggal mengolahnya menjadi tulisan.

Penutup

Terlihat remeh.

Tetapi, memproduksi, mencatat, dan mengolah ide seperti ini akan membuat kita lebih produktif dan efisien dalam memanfaatkan waktu.

Hal ini juga akan menghindari terjadinya situasi dimana kita sudah berhadapan dengan komputer, tetapi tidak tahu apa yang mau ditulis. Ujungnya, kita hanya berselancar di Facebook atau Twitter dan melihat kejulidan para netizen.

Tidak mudah, tetapi bisa dibiasakan.

Luangkan waktu, mulai berpikir dan memproduksi ide, catat, susun, dan olah.

Anda akan berkembang menjadi produktif dan pada akhirnya menjadi blogger yang lebih baik dari sebelumnya.

Leave a Comment